Kegiatan akademi digital lansia dimulai dengan sambutan dan pengenalan fasilitator. Kemudian dilanjutkan sesi diskusi berkelompok dengan tiga segmen diskusi kelompok dengan alokasi waktu 20-35 menit.
Kegiatan akademi digital lansia dimulai dengan sambutan dan pengenalan fasilitator. Kemudian dilanjutkan sesi diskusi berkelompok dengan tiga segmen diskusi kelompok dengan alokasi waktu 20-35 menit.
Masing-masing kelompok dipandu oleh satu fasilitator. Materi diskusi kelompok meliputi penipuan digital, pemilu atau pilkada, dan bagaimana mengantisipasi atau mengindera hoax (mitigasi hoax).
Akhir diskusi, peserta diajak untuk senam lansia dan mengisi postes. Sebelum acara ditutup, perwakilan peserta maju untuk memberikan refleksi materi. Kegembiraan dan keceriaan tampak tersirat dalam wajah peserta saat mengikuti kegiatan.
Baca juga : Groundbreaking Dimulai, Tahun Ini BNN Kota Bandung Bakal Punya Gedung Rehabilitasi
“Kegiatan ini merupakan program dari Tular Nalar yang sudah dilaksanakan oleh Mafindo sejak 2020. Tahun 2022 sampai 2024 yang menjadi target sasaran adalah kaum rentan digital yaitu warga lansia dan anak muda,” jelasnya.
Erwina berharap ke depan lansia lebih terliterasi bagaimana menggunakan media digital secara arif dan bijaksana dan terhindar dari penipuan.
“Para lansia menjadi cakap digital dan mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat terkait pilihan di Pilkada. Mereka juga mampu mengidentifikasi hoaks sehingga tidak menjadi agen penyebar hoaks. Para lansia justru menjadi agen pencegah sebaran hoaks,” jelas dia.
Dia menambahkan kegiatan ini tidak hanya berhenti dalam kelas hari ini saja, melainkan pihaknya akan terus melakukan pendampingan untuk mengecek apa yang sudah diperoleh di kelas dengan implementasi dalam keseharian. Pendampingan akan dia lakukan melalui grup Whatsapp dan juga dipandu oleh fasilitator.
Baca juga : Menuju Penilaian Kota Sehat 2025, Kota Bandung Optimis Wistara!
Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sumber Nayu Cabang Solo Utara, Ridwan Sukimin, mengatakan dirinya memperoleh banyak manfaat selama mengikuti kegiatan ini. Terutama wawasan tentang ciri-ciri hoaks dan bagaimana menyikapi hoaks.
“Melalui acara ini kami menjadi tetap bugar digital dan tidak jatuh sakit digital. Tadi belajar mengenali ciri-ciri hoaks dan jika mendapatkan berita menyedihkan dan menyenangkan patut waspada. Apalagi kalau ada undangan yang sifatnya aplikasi jangan di-klik,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh guru SMP Muhammadiyah 10 Solo, Lilik Tri Prihantini yang mengaku baru sekali mengikuti kegiatan ini. Menurut dia, kegiatan akademi digital lansia sangat bermanfaat terutama untuk lansia.
Biasanya jika sudah lansia maka aktivitas berhenti. Dengan adanya kegiatan seperti ini mampu memanfaatkan gadget dengan baik.
Baca juga : Sekda Jabar: Humas Pemerintah Berperan Penting Tingkatkan Literasi Masyarakat
“Kami diberitahu ciri-ciri berita hoaks atau bukan. Hal itu membuat lansia mampu menghindari berita hoaks sehingga hidup tenang dan bermanfaat,” kata dia.