Adapun pasca Pilpres, Pilkada merupakan pertarungan daerah yang akan mempengaruhi kekuatan politik bagi pemerintah di masa mendatang. Muda mengingatkan, agar kepala daerah yang digusung oleh Parpol mutlak sebelumnya mendukung paslon 02.
“Ya kan aneh saja, misalnya kemarin mendukung 01 atau 03 di Pilpres, kini mendadak mau jadi kepala daerah dan minta dukungan presiden terpilih atau partai pendukung presiden. Ini akan menjadi batu sandungan pemerintah di kemudian hari,” tegas mantan Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini.
Adapun saat ini yang menjadi salah satu fokus kuat adalah wilayah Kalimantan, dimana daerah ini merupakan daerah strategis. Itu artinya, kandidat kepala daerah harus bisa bersinergis dengan pemerintah agar dapat mengembangkan wilayah Kalimantan sebagai poros ekonomi masa depan.
“Saya dengar ada beberapa nama kandidat Cagub di Kalimantan Selatan, kemarin gencar mendukung Ganjar Pranowo sebagai presiden, tapi saat ini sedang mencoba minta dukungan Pak Prabowo untuk menjadi gubernur. Saya memahami bahwa dalam politik adalah hal yang wajar, namun, keyakinan awal tidak mendukung Prabowo sebagai presiden sudah membuktikan ketidak yakinannya terhadap paslon 02, dan ini harus dicegah!,” tutup Muda, yang sejak 2019 lalu telah menetapkan diri mendukung Prabowo s
Subianto.
Baca juga : Ketua MUI Kota Bandung: Tahun Baru Hijriah 1446 H, Momen Muhasabah
Sebagaimana diketahui, sejumlah nama masuk dalam bursa Cagub di Pilkada Kalsel. Beberapa nama diantaranya adalah Dr. Anang Syakhfiani yang merupakan mantan Bupati Tabalong, Muhidin yang juga masih aktif sebagai wakil gubernur Kalsel, serta Raudhatul Jannah yang merupakan istri dari Gubernur Kalsel yakni Sahbirin Noor.