Pujo mengatakan, survei KJD kali ini juga pihaknya melihat tingkat popularitas para calon dan keterpilihan para calon. Dan hasilnya pasangan Farhan- Erwin menduduki peringkat pertama. Namun secara tingkat keterpilihan pasangan Nasdem-PkB ini menduduki hasil survei paling bontot atau terakhir dari tiga pasangan lainnya. Untuk popularitas Farhan – Erwin meraup 27 %, kemudian disusul Haru- Dhani 20 %, Dandan-Arief 18%, dan Arfi- Yena 11%.
Sedangkan untuk survei keterpilihan di kalangan milenial, pasangan Dandan berada diposisi puncak beda tipis dengan pasangan Haru-Dhani. Dandan- Arief 23%, Haru-Dhani 22%. Sedangkan pasangan Arfi-Yena 17%, dan paling bintot Farhan-Erwin 11%.
” Dari hasil survei popularitas Farhan tidak berbanding lurus dengan tingkat keterpilihannya di kalangan milenial. Bahkan kalangan milenial banyak yang apatis terhadap pesta demokrasi Kota Bandung. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka Golput atau tidak memilih, sebanyak 58% dibandingkan yang sudah menentukan pilihan, ujar Pujo.
Pengamat Politik Universitas Swadaya Gunung Jati Rahmayanti, mengatakan, meski masih banyak yang apolitis, suara kalangan milenial menjadi kunci pemenangan calon dalam pilkada serentak November mendatang. Karena selain menjadi mayoritas pemilih ,pendidikan politik generasi milenial jauh lebih baik ketimbang masa lalu.
Baca juga : WBP Rutan Kelas I Bandung Wajib Jaga Etika dan Kebersihan di Dalam Blok Kamar Hunian
Rahma menjelaskan, dalam pemilu ada sejumlah strategi yang bisa digunakan demi menggaet suara milenia, yakni calin harus membuat rencana program kerja yang ebih realistis.
“Selain itu, untuk meraup suara kalangan milenial bisa saja dwngan menggandeng kaum milenial untu tim sukse, dan cara lainnya, ” kata Rahmayanti.