Manfaat Literasi Digital
Menteri Budi Arie menambahkan angka tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 3,54 poin.
Budi Arie juga mengingatkan bahwa literasi digital tidak hanya memiliki manfaat ekonomi seperti peningkatan kompetensi tenaga kerja dan partisipasi dalam kegiatan ekonomi digital, tetapi juga manfaat sosial dan budaya.
“Selain aspek ekonomi, aspek sosial dan budaya seperti membantu individu bertindak bijak terhadap pesatnya teknologi, sehingga terhindar dari dampak negatif yang ada,” tambahnya.
Selain aspek ekonomi, aspek sosial dan budaya seperti membantu individu bereaksi bijak terhadap pesatnya teknologi, sehingga terhindar dari dampak negatif yang ada.
Kepala Diskominfo Garut, Margiyanto, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah bagaikan pedang bermata dua. TIK membawa segudang manfaat, namun juga dapat disalahgunakan untuk tujuan negatif seperti penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.
Margiyanto menekankan pentingnya menjadi konsumen informasi yang bijak dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar.
“Ujaran kebencian, kata-kata atau tindakan yang ditujukan untuk menyinggung atau menghina, atau merendahkan kelompok tertentu berdasarkan RAS, etnis, agama gender, atau identitas lainnya, ujaran kebencian dapat memicu diskriminasi, kekerasan, dan perpecahan bangsa,” ucap Margiyanto.
Menurutnya, budaya digital kini semakin meresap dalam kehidupan sehari-hari serta menghadirkan dinamika tersendiri. Maka dari itu diperlukan pemahaman yang mendalam sebagai masyarakat yang hidup di era digital.
Dalam kesempatan ini, Margiyanto memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada penyelenggara kegiatan, dan berharap, apa yang didiskusikan pada hari ini dapat menjadi langkah awal dalam membangun budaya digital yang sehat dan beradab.
“Kepada generasi muda saya mengajak untuk menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif melalui media sosial dan teknologi digital lainnya,” ucapnya.